Islam.id - Matrealisme adalah paham hidup yang dianut banyak manusia sejak zaman dahulu kala sampai hari ini. bahkan, iblis adalah bapak materialisme. kebanggaan dan klaimnya yang tidak didasari pengetahuan bahwa api lebih baik dari tanah, bukti iblis adalah penganut paham matrealisme pertama.
Paham ini kemudian diteruskan oleh anak cucu Adam as yang tergoda dan tertipu oleh iblis. Tidak ada perbedaan mendasar antara matrealisme di zaman prasejarah dengan di zaman modern. secara umum, matrealisme terbagi dalam tiga kategori di bawah ini.
1. Matrealisme yang berkedok ilmu pengetahuan seperti yang dikembangkan kaum evolusionis. Pemikian seperti ini bermuara pada filsafat Yunani Kuno. Kaum matrealis berkedok ilmu pengetahuan ini sesungguhnya meanfikan keberadaan Tuhan Pencipta alam semesta. Modelnya yang klasik di zaman modern adalah Charles Darwin cs. dengan teori evolusinya yang miskin argumentasi. Ironisnya, teori evolusi telah menjadi landasan berpikir peradaban Barat modern dan juga dunia Islam yang terpengaruh oleh peradaban Barat tersebut.
Charles Darwin cs
Teori yang dikembangkan kaum evolusionis-mastrealis ini telah melahirkan generasi atheis di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di dunia Islam. Namun Demikian teori yang sempat dibanggakan oleh berbagai kalangan ilmuwan dunia sekitar satu setengah abad lalu tersebut secara ilmiah telah kandas sejak awal abad ke-20.
Teori itu nyata-nyata bertentangan dengan berbagai penemuan ilmiah yang tak terbantahkan, antara lain : teori Big Bang , penemuan sisa-sisa radioaktif oleh ilmuwan NASA tahun 1988, dan berbagai penemuan ilmiah lainnya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan modern mulai dari embriologi, astronomi dan sebagainya. semua penemuan tersebut dengan jelas membuktikan adanya Zat Pencipta alam semesta yakni Allah SWT.
Kendati demikian, pengaruh paham matrealisme yang berkedok ilmu pengetahuan tersebut masih kuat dalam kehidupan manusia modern karena telah menjadi kultur/budaya.
2. Matrealisme berbasis sosial ekonomi. Paham matrealisme ini merupakan "saudara kembar" paham matrealisme yang berkedok ilmu pegentahuan. Kendati matrealisme berbasis sosial ekonomi ini tidak sepopuler jenis yang pertama dalam menolak dan menafikan eksistensi Tuhan, namun implikasinya sama saja, yakni pebolakan atas konsep Tuhan secara total atau setengah-setengah.
Pada waktu yang bersamaan mereka menuhankan benda dan apa saja yang berbentuk materi, khususnya harta benda pangkat dan lain saja yang berbentuk materi, khususnya harta benda pangakt dan lain sebagainya.
3. Matrealisme yang berbasis tanah air atau apa yang disebut dengan paham nasionalisme. Paham matrealisme jenis ini sesungguhnya sudah terkikis dari atas bumi, khususnya bumi negeri-negeri islam sejak Rasulullah saw. mendekalarasikan Negara Madinah, sebuah negara modern yang didasari falsafah, ideologi, dan konsep kenegaraan dan pemerintahan modern. Di antaranya ialah standarisasi loyalitas terhadap tanah tempat kelahiran manusia bukan berdasarkan keturunan, warna kulit, bahasa, suku, tempat lahir, dan sebagainya. Standarisasi itu disandarkan pada komitmen ideologi terhadap Tuhan, serta tegaknya nilai-nilai kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat, kendati mereka berbeda suku, warna kulit, bahasa, bahkan agama sekalipun.
Kondisi seperti itu tegak berdiri sampai tahun 1924 Masehi atau sekitar 1344 Hijriah. Setelah Khalifah Islamiyah Utsmaniah tumbang dan hancur di tangan Mustafa Kemal Ataturk, paham matrealisme berbasis nasionalisme semakin eksis di dunia islam, sehingga dunia islam yang tadinya satu, tercabik-cabik menjadi lebih dari 50 negara dan pemerintahan. Bhakan, ada yang penduduk aslinya hanya sekitar 500.000 jiwa saja seperti Brunai, Qatar, dan sebagainya.
Dunia Islam pun melemah dan menjadi santapan empuk atau boneka laum kolonialis Eropa dan Amerika. Fakta menunjukan bahwa ketiga paham matrealisme tersebut menjadi faktor utama keancuran dan kekacauan tatanan hidup manusia. Berbagai fasilitas dunia yang seharusnya berfungsi sebagai sarana kehidupan telah berubah menjadi tujuan utama.
Tidak jarang pula fasilitas kehidupan dunia berubah menjadi tujuan dan dicintai melibihi cinta kepada Tuhan. Bahkan, ada manusia yang menyembahnya, Akibatnya berbagai nilai dan aturan yang menata kehidupa manusia dengan mudah dilanggar. Pola hidup menjadi tidak terkendali, segala cara dihalalkan tanpa mempertimbangkan kerusakan yang timbul dalam masyarakat dan lingkungan.
Akibat lain dari matrealisme adalah manusia lupa akan perjalanan wisata abadinya yang amat panjang. Bermula sebelum mereka dilahirkan ke dunia, berakhir ketika mereka kembali kepada tuhan di sebuah negeri abadi bernama akhirat.
Negeri abadi tersebut dirancang Tuhan sebagai kompensasi dari apa yang mereka kerjakan saat masih hidup di dunia. jika baik makan akan mendapatkan keabikan juga yaitu surga dan jika keburukan maka akan mendapatkan keburukan juga yaitu Neraka, Na'uzubillah.
Matrealisme juga mengajarkan semua standar kesuksesan hidup di dunia adalah materi. padahal dalam kenyataan hidup ini tidak sedikit orang yang memiliki materi berlimpah tetapi hidupnya tersiksa dan menderita. Kesuksesan hanya sebatas pencapaian keduniaan berupa pangkat, kedudukan, status sosial, dan harta. Mereka lupa bahwa di atas segala kesuksesan adalah kesuksesan di akhirat kelak.
Artinya : "Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) Akhirat adalah lalai." (Q.S Ar Rum 30:7)
0 Komentar untuk "Bahaya Virus Matrealisme atau Cinta Duniawi"