Islam.Id - Nabi Musa A.S
dilahirkan di Mesir 1527 SM, nama ayahnya Amram dan nama ibunya Yukabad. pada
zaman itu dalam pemerintahan Raja Firaun. Firaun adalah raja yang menganggap
dirinya sebagai Tuhan, sehingga ia
adalah raja yang kafir. Kisah kelahiran Nabi Musa mulai terancam dengan
mimpi buruk yang di alami Firaun, Pada suatu malam, Firaun bermimpi bahwa
mahkota yang dipakainya hilang (ada juga yang mengatakan bahwa kerjaan Firaun
akan habis di lalap api). Untuk mengartikan mimpi tersebut, Firaun memanggil
semua para ahli ramalnya. Berdasarkan ramalan mimpi itu disebut merupakan
pertanda bahwa pada suatu masa kekuasaan raja akan terancam oleh seorang bayi
laki-laki yang sebentar lagi akan dilahirkan. Mendengar arti mimpi tersebut,
Firaun kemudian memerintahkan seluruh tentaranya untuk membunuh semua bayi
laki-laki yang lahir di negerinya.
Pada saat itu umur
Nabi Musa AS sekitar 3 Bulan Yukabad Ibunda Nabi Musa AS mulai gelisah
mendengar kabar tersebut. Kemudian Allah memberikan ilham kepada Yukabad ibu
Musa. Ilham tersebut berisikan perintah agar bayinya disembunyikan dalam peti
dan dihanyutkan ke Sungai Nill. Yukabad tidak boleh bersedih hati lantaran
telah membuang anaknya karena Allah SWT telah Menjamin akan mengembalikan
bayinya itu dan kelak ia akan menjadi seorang nabi dan rasul. Akhirnya, peti
yang dihanyutkan itu ditemukan oleh istri Firaun yang bernama Siti Asiyah. Pada
saat itu, Asiyah sedang bersantai bersama dayangnya di tepi Sungai Nill. Kemudian
di lihatlah bayi itu dan diambil dan dijadikan sebagai anak angkatnya dan
dimulailah kisah Nabi Musa dan Firaun yang begitu dikenal ke seluruh penjuru
dunia.
Hampir saja bayi
itu dibunuh oleh Firaun, tetapi dicegah oleh istrinya, sebab ia tidak punya
anak dan ia sangat sayang kepada bayi itu, hingga akhirnya di angkatlah bayi
itu sebagai anaknya. Ketika bayi itu menangis hendak menyusu, istri Firaun
segera mencari seorang wanita untuk menyusukannya. Akan tetapi, anehnya setiap
wanita yang disuruhnya tidak dapat menyusukannya. Oleh karena bayi itu tidak
mau, sehingga istri Firaun merasa kesedihan. Namun, akhirnya ada juga seorang
wanita yang dapat menyusukannya dan ternyata itu adalah Yukabad, ibunya
sendiri. Musa dibesarkan dalam istana kerajaan Firaun.
Nabi Musa A.S membelah lautan
Ketika Nabi Musa
A.S telah dewasa, beliau di angkat oleh Allah SWT. dijadikan utusan-Nya untuk
membebaskan kaumnya yang ditindas oleh Firaun. Nabi Musa A.S mengajak kaumnya untuk
meninggalkan mesir pada suatu perjalanan dengan kaumnya nabi Musa A.S di hadang
dengan lautan dan dari belakang tentara Firaun sedang mengejar. Nabi Musa diperintahkan
untuk menancapkan tongkatnya ke Laut Merah. Setelah tongkatnya ditancapkan ke
laut, atas kekuasaan Allah SWT Lautan terbelah dan membukakan jalan. Nabi Musa
A.S bersama kaumnya menyeberang ke seberang lautan dan selamat dari kejaran
tentara Firaun. Sementara Firaun dan tentaranya tenggelam ditelan Laut Merah.
Tongkat Berubah Menjadi Ular Besar
Dikisahkan saat Nabi
Musa A.S ingin menyadarkan Firaun untuk masuk ke agama Allah akan tetapi Firaun
marah dan makin murka sehingga akhirnya Firaun mengumpulkan seluruh tukang
sihir untuk memperlihatkan kekuasaan dari kehebatannya. Tukang-tukang sihir
tersebut menjadikan tali tali menjadi ular beribu-ribu kemudian Nabi Musa A.S melemparkan tongkatnya
dan berubah menjadi seekor ular besar dan menelan habis semua ular tukang sihir
Raja Firaun. Seketika si penyihir terkejut dan akhirnya menjadi kaum Nabi Musa
A.S.
Firman Allah : Faalqa tasahu faiza hiya
su'bänum mubin Artinya: "Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba
tongkat itu menjadi ular besar" (Q.S.AlAraf 17]: 107)
. Kisah Nabi Musa AS. dengan Lembu Betina Pada telah terjadi suatu
pembunuhan karena harta pusaka. Namun tidak diketahui siapa yang membunuhnya.
Kemudian Nabi Musa a.s. memerintahkan untuk menyembelih seekor lembu betina.
Setelah lembu itu disembelih, maka diambil ekornya lalu dipukulkan pada mayat
tersebut. Dengan izin Allah swt. mayat tersebut hidup kembali lalu berkata:
"Yang membunuh aku adalah anakku sendiri". Setelah mayat tersebut
berbicara kemudian mati kembali. Kisah ini tertuang dalam Firman Allah berikut:
"Lalu Kami berkata: Pukullah mayat itu dengan sebagian dari anggota sapi
betina itu. Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati,
dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan Nya agar kamu mengerti."
(Q.S. Al Baqarah [2]: 73)
Kisah Nabi Musa a.s dan Nabi Khidhir a.s
Untuk membuktikan kekurangan-kekurangan Nabi Musa, Allah SWT. memerintahkan Musa menemui seorang hamba Allah di suatu tempat. Ia adalah hamba yang saleh dan cerdas. Atas perintah Allah SWT., Nabi Musa a.s. akhirnya mencari dan menemukan Nabi Khidhir A.S. seorang hamba Allah yang dikaruniakan ilmu yang sangat luas. Mahaguru ini berpesan kepada Nabi Musa a s. yang ingin belajar kepadanya dengan syarat tidak menanyakan segala perbuatan yang dilakukan sebelum waktunya diterangkan dan dijelaskan.
Adapun perbuatan-perbuatan Nabi Khidhir a s. yang dipesan supaya jangan ditanyakan sebelum dijelaskan tersebut adalah sebagai berikut :
Perbuatan pertama yang dilakukan Nabi Khidhir a s. adalah mengambil beberapa papan geladak kapal yang sedang ditumpangi, kemudian melubangi kapal itu. Nabi Musa a.s. lupa akan janjinya dan terus bertanya: "Mengapa engkau lubangi kapal ini, hai Khidhir”? Nabi Khidhir a.s. enggan menjawab, tetapi dikatakan pula "Bukankah sudah kukatakan bahwa engkau tidak akan sabar mengikuti aku ?”
Perbuatan kedua, Nabi Khidhir membunuh seorang anak kecil. Ini dianggap oleh Nabi Musa a s. sebagai suatu perbuatan yang mungkar. Nabi Musa lupa kepada janjinya untuk tidak bertanya kepada Nabi Khidhir: "Mengapa engkau bunuh anak yang masih suci tanpa dosa, hai Khidhir?" Nabi Khidhir berkata: "Bukankah sudah katakan bahwa engkau tidak akan sanggup bersabar bersamaku?”.
Perbuatan ketiga, Nabi Khidhir mengajak Nabi Musa a.s. untuk menegakkan dinding memperbaiki sebuah bangunan yang telah roboh. Nabi Musa a.s. tidak sabar lag dan lupa pada janjinya, ia langsung bertanya kepada Nabi Khidhir: "Mengapa engkau tidak mau meminta upah memperbaiki bangunan rusak itu, hai Khidhir”? Nabi Khidir tidak menjawab. oleh karena Nabi Musa sudah tiga kali melanggar janji untuk tidak bertanya sebelum persoalan itu dijelaskan, maka Nabi Khidhir menyatakan sejak tu berpisah dengan Nabi Musa a s. Namun, sebelum berpisah Nabi Khidhir menjelaskan apa yang telah dilakukan itu.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Perbuatan pertama aku lakukan, karena di negeri itu ada seorang raja yang suka merampas kapal milik rakyat yang masih baik. Kapal yang aku lubangi itu adalah milik orang yang sangat miskin dan merupakan kapal satu-satunya yang bisa dijadikan sumber penghasilan bagi keluarganya. Oleh sebab itu kapal tersebut aku lubangi agar tidak ikut dirampas oleh raja yang zalim itu.
Perbuatan kedua aku lakukan, karena anak kecil itu kelak akan membuat fitnah bagi kedua orang tuanya apabila dia sudah dewasa.
Perbuatan ketiga, aku perbaiki bangunan dan dinding rumah itu, karena bangunan milik anak yatim. Di bawah rumah tersebut tersimpan harta pusaka yang sangat banyak agar kelak ia mengambil harta pusakanya di bawah tembok yang aku perbaiki. “Wahai Musa, apa yang aku lakukan bukan atas kemauan dan kehendak pribadi, tetapi atas tuntunan wahyu Allah swt. Aku berharap agar semua yang terjadi di hadapanmu ini akan menjadi pelajaran yang mendatangkan manfaat bagi umatmu demikian pesan Nabi Khidir yang mengakhiri kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir. Untuk kesempurnaan tugasnya sebagai seorang rasul, kisah Nabi Musa as.
Dilanjutkan dengan melakukan perjalanan ke Bukit Sina. Di sana ia menerima kitab suci Taurat, setelah 40 malam menetap di bukit tersebut. Selama kepergiannya itu, sebagian umatnya banyak yang murtad, padahal ia sudah meminta bantuan kepada saudaranya, Nabi Harun, AS. Sebagian umatnya menyembah patung sapi dari emas yang dapat berbicara. Patung tersebut adalah hasil karya pematung bernama Samiri, bapak Dajjal. Demikianlah beberapa kisah Nabi Musa AS bersama Firaun, mukjizat, kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir, serta kisah-kisah lainnya. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Salam.
Kisah Nabi Musa a.s dan Nabi Khidhir a.s
Untuk membuktikan kekurangan-kekurangan Nabi Musa, Allah SWT. memerintahkan Musa menemui seorang hamba Allah di suatu tempat. Ia adalah hamba yang saleh dan cerdas. Atas perintah Allah SWT., Nabi Musa a.s. akhirnya mencari dan menemukan Nabi Khidhir A.S. seorang hamba Allah yang dikaruniakan ilmu yang sangat luas. Mahaguru ini berpesan kepada Nabi Musa a s. yang ingin belajar kepadanya dengan syarat tidak menanyakan segala perbuatan yang dilakukan sebelum waktunya diterangkan dan dijelaskan.
Adapun perbuatan-perbuatan Nabi Khidhir a s. yang dipesan supaya jangan ditanyakan sebelum dijelaskan tersebut adalah sebagai berikut :
Perbuatan pertama yang dilakukan Nabi Khidhir a s. adalah mengambil beberapa papan geladak kapal yang sedang ditumpangi, kemudian melubangi kapal itu. Nabi Musa a.s. lupa akan janjinya dan terus bertanya: "Mengapa engkau lubangi kapal ini, hai Khidhir”? Nabi Khidhir a.s. enggan menjawab, tetapi dikatakan pula "Bukankah sudah kukatakan bahwa engkau tidak akan sabar mengikuti aku ?”
Perbuatan kedua, Nabi Khidhir membunuh seorang anak kecil. Ini dianggap oleh Nabi Musa a s. sebagai suatu perbuatan yang mungkar. Nabi Musa lupa kepada janjinya untuk tidak bertanya kepada Nabi Khidhir: "Mengapa engkau bunuh anak yang masih suci tanpa dosa, hai Khidhir?" Nabi Khidhir berkata: "Bukankah sudah katakan bahwa engkau tidak akan sanggup bersabar bersamaku?”.
Perbuatan ketiga, Nabi Khidhir mengajak Nabi Musa a.s. untuk menegakkan dinding memperbaiki sebuah bangunan yang telah roboh. Nabi Musa a.s. tidak sabar lag dan lupa pada janjinya, ia langsung bertanya kepada Nabi Khidhir: "Mengapa engkau tidak mau meminta upah memperbaiki bangunan rusak itu, hai Khidhir”? Nabi Khidir tidak menjawab. oleh karena Nabi Musa sudah tiga kali melanggar janji untuk tidak bertanya sebelum persoalan itu dijelaskan, maka Nabi Khidhir menyatakan sejak tu berpisah dengan Nabi Musa a s. Namun, sebelum berpisah Nabi Khidhir menjelaskan apa yang telah dilakukan itu.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Perbuatan pertama aku lakukan, karena di negeri itu ada seorang raja yang suka merampas kapal milik rakyat yang masih baik. Kapal yang aku lubangi itu adalah milik orang yang sangat miskin dan merupakan kapal satu-satunya yang bisa dijadikan sumber penghasilan bagi keluarganya. Oleh sebab itu kapal tersebut aku lubangi agar tidak ikut dirampas oleh raja yang zalim itu.
Perbuatan kedua aku lakukan, karena anak kecil itu kelak akan membuat fitnah bagi kedua orang tuanya apabila dia sudah dewasa.
Perbuatan ketiga, aku perbaiki bangunan dan dinding rumah itu, karena bangunan milik anak yatim. Di bawah rumah tersebut tersimpan harta pusaka yang sangat banyak agar kelak ia mengambil harta pusakanya di bawah tembok yang aku perbaiki. “Wahai Musa, apa yang aku lakukan bukan atas kemauan dan kehendak pribadi, tetapi atas tuntunan wahyu Allah swt. Aku berharap agar semua yang terjadi di hadapanmu ini akan menjadi pelajaran yang mendatangkan manfaat bagi umatmu demikian pesan Nabi Khidir yang mengakhiri kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir. Untuk kesempurnaan tugasnya sebagai seorang rasul, kisah Nabi Musa as.
Dilanjutkan dengan melakukan perjalanan ke Bukit Sina. Di sana ia menerima kitab suci Taurat, setelah 40 malam menetap di bukit tersebut. Selama kepergiannya itu, sebagian umatnya banyak yang murtad, padahal ia sudah meminta bantuan kepada saudaranya, Nabi Harun, AS. Sebagian umatnya menyembah patung sapi dari emas yang dapat berbicara. Patung tersebut adalah hasil karya pematung bernama Samiri, bapak Dajjal. Demikianlah beberapa kisah Nabi Musa AS bersama Firaun, mukjizat, kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir, serta kisah-kisah lainnya. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Salam.
0 Komentar untuk "Kisah Nabi Musa a.s dan Nabi Khidir a.s "